Berkenalan dengan Arsitektur Microservices

Brian Harris / / Programming, Tips
berkenalan dengan arsitektur microservices

Halo sahabat Iltekkomputer! Apa kabar? Saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan semakin banyak digunakan untuk membuat aplikasi. Ada banyak jenis arsitektur yang bisa digunakan untuk pengembangan aplikasi, salah satunya adalah arsitektur microservices.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengenalan arsitektur microservices. Kita akan membahas tentang konsep dan keuntungannya untuk pengembangan aplikasi. Yuk, kita mulai!

Apa itu Arsitektur Microservices

Arsitektur microservices adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan aplikasi yang membagi aplikasi menjadi beberapa layanan kecil yang independen satu sama lain. Setiap layanan kecil ini memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat berjalan secara mandiri.

Karakteristik Arsitektur Microservices

Arsitektur microservices memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan arsitektur lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik arsitektur microservices:

1. Modularitas

Dalam arsitektur microservices, aplikasi dibagi menjadi beberapa layanan kecil. Setiap layanan kecil ini memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat diubah secara independen tanpa mengganggu layanan yang lain.

2. Independensi

Setiap layanan kecil dalam arsitektur microservices dapat diimplementasikan dan dideploy secara mandiri. Hal ini memudahkan tim pengembang untuk melakukan perubahan pada aplikasi tanpa harus mengubah seluruh sistem.

3. Skalabilitas

Arsitektur microservices memungkinkan aplikasi untuk dapat dengan mudah di-scale, baik itu dalam jumlah layanan maupun jumlah pengguna.

4. Ketahanan terhadap error

Karena setiap layanan kecil dalam arsitektur microservices berjalan secara mandiri, kesalahan pada satu layanan tidak akan mempengaruhi layanan yang lain.

Perbedaan Arsitektur Monolitik dan Microservices

Arsitektur monolitik adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan aplikasi dimana semua fungsionalitas aplikasi dijadikan satu kesatuan yang besar. Hal ini membuat aplikasi sulit untuk diubah atau di-scale.

Keuntungan Arsitektur Microservices dibandingkan Arsitektur Monolitik

Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan arsitektur microservices dibandingkan dengan arsitektur monolitik. Berikut adalah beberapa keuntungan tersebut:

  1. Modularitas Dalam arsitektur microservices, setiap layanan kecil memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat diubah secara independen. Hal ini memudahkan pengembang untuk melakukan perubahan pada aplikasi tanpa harus mengubah seluruh sistem.
  2. Skalabilitas Arsitektur microservices memungkinkan aplikasi untuk dapat dengan mudah di-scale, baik itu dalam jumlah layanan maupun jumlah pengguna.
  3. Ketersediaan Layanan Karena setiap layanan kecil berjalan secara mandiri, kesalahan pada satu layanan tidak akan mempengaruhi layanan yang lain. Hal ini memastikan ketersediaan layanan dalam aplikasi.

Teknologi dan Alat yang digunakan dalam Arsitektur Microservices pada Aplikasi

Ada banyak teknologi dan alat yang bisa digunakan dalam pengembangan arsitektur microservices. Berikut adalah beberapa contoh teknologi dan alat tersebut:

  1. Docker
    Docker adalah salah satu teknologi yang sering digunakan dalam arsitektur microservices. Docker memungkinkan aplikasi dijalankan dalam kontainer yang terisolasi, sehingga aplikasi dapat di-deploy dengan mudah ke lingkungan yang berbeda-beda.
  2. Kubernetes
    Kubernetes adalah sebuah platform open source yang digunakan untuk mengelola aplikasi yang berjalan di dalam kontainer. Kubernetes memudahkan pengembang untuk melakukan deployment, scaling, dan management aplikasi dalam arsitektur microservices.
  3. API Gateway
    API Gateway adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur dan mengarahkan permintaan dari klien ke layanan yang tepat. API Gateway memungkinkan pengembang untuk mengelola trafik dan mengontrol akses ke layanan dalam aplikasi.

Cara Menerapkan Arsitektur Microservices pada Aplikasi

Untuk menerapkan arsitektur microservices pada aplikasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan arsitektur microservices:

  1. Identifikasi Fungsionalitas
    Aplikasi Identifikasi fungsionalitas aplikasi dan bagilah fungsionalitas tersebut menjadi beberapa layanan kecil yang independen satu sama lain.
  2. Tentukan Komunikasi Antar Layanan
    Tentukan cara komunikasi antar layanan yang akan digunakan, misalnya menggunakan protokol REST atau gRPC.
  3. Implementasikan Layanan
    Implementasikan setiap layanan kecil yang sudah dibagi berdasarkan fungsionalitasnya.
  4. Deploy Layanan
    Deploy setiap layanan kecil ke dalam kontainer Docker.
  5. Gunakan API Gateway
    Gunakan API Gateway untuk mengatur dan mengarahkan permintaan dari klien ke layanan yang tepat.

Kesimpulan

Arsitektur microservices memiliki beberapa keuntungan, seperti modularitas, skalabilitas, ketersediaan layanan, dan ketahanan terhadap kesalahan. Untuk menerapkan arsitektur microservices pada aplikasi, perlu dilakukan identifikasi fungsionalitas aplikasi, menentukan komunikasi antar layanan, implementasi layanan, deployment layanan, dan menggunakan API Gateway. Dengan menggunakan arsitektur microservices, pengembangan aplikasi akan menjadi lebih mudah dan scalable.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *