Halo sahabat Iltekkomputer! Apa kabar? Saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan semakin banyak digunakan untuk membuat aplikasi. Ada banyak jenis arsitektur yang bisa digunakan untuk pengembangan aplikasi, salah satunya adalah arsitektur microservices.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengenalan arsitektur microservices. Kita akan membahas tentang konsep dan keuntungannya untuk pengembangan aplikasi. Yuk, kita mulai!
Apa itu Arsitektur Microservices
Arsitektur microservices adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan aplikasi yang membagi aplikasi menjadi beberapa layanan kecil yang independen satu sama lain. Setiap layanan kecil ini memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat berjalan secara mandiri.
Karakteristik Arsitektur Microservices
Arsitektur microservices memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan arsitektur lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik arsitektur microservices:
1. Modularitas
Dalam arsitektur microservices, aplikasi dibagi menjadi beberapa layanan kecil. Setiap layanan kecil ini memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat diubah secara independen tanpa mengganggu layanan yang lain.
2. Independensi
Setiap layanan kecil dalam arsitektur microservices dapat diimplementasikan dan dideploy secara mandiri. Hal ini memudahkan tim pengembang untuk melakukan perubahan pada aplikasi tanpa harus mengubah seluruh sistem.
3. Skalabilitas
Arsitektur microservices memungkinkan aplikasi untuk dapat dengan mudah di-scale, baik itu dalam jumlah layanan maupun jumlah pengguna.
4. Ketahanan terhadap error
Karena setiap layanan kecil dalam arsitektur microservices berjalan secara mandiri, kesalahan pada satu layanan tidak akan mempengaruhi layanan yang lain.
Perbedaan Arsitektur Monolitik dan Microservices
Arsitektur monolitik adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan aplikasi dimana semua fungsionalitas aplikasi dijadikan satu kesatuan yang besar. Hal ini membuat aplikasi sulit untuk diubah atau di-scale.
Keuntungan Arsitektur Microservices dibandingkan Arsitektur Monolitik
Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan arsitektur microservices dibandingkan dengan arsitektur monolitik. Berikut adalah beberapa keuntungan tersebut:
- Modularitas Dalam arsitektur microservices, setiap layanan kecil memiliki fungsionalitasnya masing-masing dan dapat diubah secara independen. Hal ini memudahkan pengembang untuk melakukan perubahan pada aplikasi tanpa harus mengubah seluruh sistem.
- Skalabilitas Arsitektur microservices memungkinkan aplikasi untuk dapat dengan mudah di-scale, baik itu dalam jumlah layanan maupun jumlah pengguna.
- Ketersediaan Layanan Karena setiap layanan kecil berjalan secara mandiri, kesalahan pada satu layanan tidak akan mempengaruhi layanan yang lain. Hal ini memastikan ketersediaan layanan dalam aplikasi.
Teknologi dan Alat yang digunakan dalam Arsitektur Microservices pada Aplikasi
Ada banyak teknologi dan alat yang bisa digunakan dalam pengembangan arsitektur microservices. Berikut adalah beberapa contoh teknologi dan alat tersebut:
- Docker
Docker adalah salah satu teknologi yang sering digunakan dalam arsitektur microservices. Docker memungkinkan aplikasi dijalankan dalam kontainer yang terisolasi, sehingga aplikasi dapat di-deploy dengan mudah ke lingkungan yang berbeda-beda. - Kubernetes
Kubernetes adalah sebuah platform open source yang digunakan untuk mengelola aplikasi yang berjalan di dalam kontainer. Kubernetes memudahkan pengembang untuk melakukan deployment, scaling, dan management aplikasi dalam arsitektur microservices. - API Gateway
API Gateway adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur dan mengarahkan permintaan dari klien ke layanan yang tepat. API Gateway memungkinkan pengembang untuk mengelola trafik dan mengontrol akses ke layanan dalam aplikasi.
Cara Menerapkan Arsitektur Microservices pada Aplikasi
Untuk menerapkan arsitektur microservices pada aplikasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan arsitektur microservices:
- Identifikasi Fungsionalitas
Aplikasi Identifikasi fungsionalitas aplikasi dan bagilah fungsionalitas tersebut menjadi beberapa layanan kecil yang independen satu sama lain. - Tentukan Komunikasi Antar Layanan
Tentukan cara komunikasi antar layanan yang akan digunakan, misalnya menggunakan protokol REST atau gRPC. - Implementasikan Layanan
Implementasikan setiap layanan kecil yang sudah dibagi berdasarkan fungsionalitasnya. - Deploy Layanan
Deploy setiap layanan kecil ke dalam kontainer Docker. - Gunakan API Gateway
Gunakan API Gateway untuk mengatur dan mengarahkan permintaan dari klien ke layanan yang tepat.
Kesimpulan
Arsitektur microservices memiliki beberapa keuntungan, seperti modularitas, skalabilitas, ketersediaan layanan, dan ketahanan terhadap kesalahan. Untuk menerapkan arsitektur microservices pada aplikasi, perlu dilakukan identifikasi fungsionalitas aplikasi, menentukan komunikasi antar layanan, implementasi layanan, deployment layanan, dan menggunakan API Gateway. Dengan menggunakan arsitektur microservices, pengembangan aplikasi akan menjadi lebih mudah dan scalable.